Rabu, April 22, 2009

Cewek Naksir Cowok

Cewek naksir cowok? Wajar nggak sih? Trus, gimana pelampiasannya? Minta dipacarin? Eit... tunggu dulu. Jangan semangat gitu, Non! Simak abis dulu yang satu ini, baru menentukan tindakan. Gimana?

Kalau cowok naksir cewek, trus ngajak pacaran, itu mah udah jamak bin umum banget. Soalnya kaum Adam emang dianggap berhak duluan menyatakan perasaannya. Cewek naksir cowok sebenarnya juga udah relatif biasa. Apalagi di zaman sekuler sekarang. Tapi, kalau menyatakan perasaan duluan dan minta dipacarin? Nah itu yang masih jadi perdebatan. Ada yang bilang itu sih amit-amit. Tapi banyak juga kok yang setuju. Nah lho! Bingung?
Jatuh cinta itu fitrah, karena berbarengan dengan penciptaan manusia, kita dianugerahkan gharizah nau’ (naluri melestarikan jenis) yang salah satu manifestasinya adalah tertarik pada lawan jenis. Manifestasi lainnya dapat berupa rasa sayang sama orang tua, rasa manja, rasa keibuan, kebapakan, dan sebagainya. So, kalau kamu naksir cowok, itu wajar. Malah aneh kalau kamu naksir sama makhluk sejenis.
Nah, ketika tumbuh benih-benih “pohon waru” di hati kamu, kamu musti bin kudu teliti. Apakah itu pertanda kamu udah siap menanggung konsekuensinya atau belum. Coz konsekuensi agar kamu bisa deketan sama cowok yang kamu taksir itu cuma satu. Married alias nikah! Nggak ada istilah pacaran dalam Islam. Ingat! Nggak ada! Jadi yang namanya pacaran Islami itu juga nggak ada. Cuma akal-akalan doank! Karena faktanya, aktivitas dalam pacaran banyak yang melanggar aturan Islam. Islam nggak ngajarin kita buat melanggar syariatnya sendiri, kan?
Pertama, dalam pacaran pasti ada aktivitas pandang memandang aurat, atau memandang disertai syahwat antardua insan non mahram. Ini jelas melanggar aturan Allah SWT. agar ghadhul bashar.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An Nuur:30)
Kalau pacarannya pake jilbab dan kerudung, trus cowoknya pake koko lengkap plus peci, sambil nunduk pula, gimana? Walah! Cuma akal-akalan aja. Tetep aja ada rasa yang bikin dheg-dhegan kan? Nah, itu karena syahwat.
Kedua, kalau kamu pacaran, kamu bakalan pergi berdua-duaan alias mojok bin khalwat. Padahal itu nggak boleh sama Allah SWT. Baginda Rasulullah SAW. bersabda:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat dengan wanita yang tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara keduanya adalah setan.” (HR.Ahmad)
Ketiga, ntar pasti ada pembicaraan yang di luar masalah muamalah syar’i. Misalnya ngerumpiin soal perasaan masing-masing, soal hobi, soal keluarga, dan lain-lain. Padahal interaksi cowok-cewek yang belum halal alias bukan mahram dibatasi syariat hanya untuk masalah muamalah (hubungan sosial) seperti masalah perdagangan, pendidikan, kesehatan, pengurusan umat, dakwah, dan sebagainya. Yah, kecuali udah ada khitbah, boleh tuh ngomongin soal keluarga atau rencana pernikahan.
Keempat, kadang (atau bahkan sering) aktivitas pacaran itu disertai dengan agenda yang lebih berani seperti pegang-pegangan, raba-rabaan, ciuman, sampai berzina. Padahal Allah SWT. udah mewanti-wanti biar nggak deketin zina.
Gitu deh, naksir cowok bukan berarti melegalkan kamu buat nyari terobosan agar bisa jalan bareng sama cowok itu. Jadi, kalau ternyata cowok itu juga naksir kamu, jangan malah seneng dan trus bilang “Yes, akhirnya pacaran”. Itu salah, harusnya bilang “Yes, akhirnya nikah!” gitu... (Chie...)
Tapi, kalau kamu belum siap terikat dalam pernikahan, gimana? Ya alihkan perasaanmu. Caranya? Kendalikan gharizah nau’ kamu. Camkan dalam kamus hidupmu kalau kamu nggak bakalan pacaran sebelum nikah. Alihkan pada kegiatan lain yang lebih bernilai ibadah, silaturahim ke temen, ikut kegiatan yang Islami (kajian upgrading tsaqofah by Kemuslimahan Karisma UM, setiap Rabu pukul 05.30-06-55 WIB di Taman MIPA, atau kajian umum Karisma-BDM Al Hikmah UM, setiap Senin pukul 15.30-17.30 WIB di Aula Utama/Serambi Depan Masjid Al Hikmah UM, hehe... promosi dikit... namanya juga dakwah... hehe...), atau baca bacaan Islami. Kamu juga bisa membentengi diri dengan shaum alias puasa.
Oh ya, biar tuh kaum Adam nggak gampang kepincut sama kamu, kamu juga musti hati-hati kalau punya pesona. Jangan diobral kesana-kemari. Eman, Rek! So, kalau kamu punya wajah manis kayak Almira Dhea Devita, body aduhai bak Pamela Anderson, senyum menawan layaknya Jennifer Lopez, atau otak secerdik Betty La Fea, bersyukurlah. Tapi, cara bersyukurnya bukan dengan memamerkannya di depan umum dan menjadikannya magnet untuk menarik lawan jenismu. Jadi nggak boleh dandan menor (tabarruj), nggak boleh pake baju ketat, nggak boleh pake parfum yang baunya kemana-mana dan bikin klepek-klepek (coz parfum syar’i nya wanita itu tampak warnanya dan tersembunyi aromanya), de el el. Ingat kata pepatah, cinta itu datangnya dari mata turun ke hati.
Jaga tingkah laku kamu, jangan suka tebar pesona, curi pandang cari perhatian. Misalnya, jangan suka tebar senyum sana sini (ntar dikira orgil), jangan bicara dengan suara yang mendayu-dayu sama mereka, jangan suka jalan sendirian, apalagi jalannya lenggak-lenggok kayak bus oleng dihadapan sekumpulan kaum Adam, etc. Ndak gaya kok!
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu[1215] dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu[1216] dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait[1217] dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
[1215]. Maksudnya: Isteri-isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh syara'. Perintah ini juga meliputi segenap mukminat.
[1216]. Yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat sebelum Nabi Muhammad s.a.w. Dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang ialah Jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.
[1217]. Ahlul bait di sini, yaitu keluarga rumah tangga Rasulullah SAW.
Kalau ada yang nyatain jatuh cinta sama kamu, apalagi dengan terang-terangan mau jadikan kamu pacarnya, langsung aja katakan: Nggak Akhi, saya nggak mau pacaran. Saya nggak rela pacaran dengan siapapun sebelum menikah! Tegaskan pula dalil-dalilnya kalau itu larangan Allah SWT. (kalau nggak hafal boleh bawa contekan kok).
Jangan nyalakan lampu hijau. Maksudnya, jangan ngasih harapan apapun sama cowok yang ada di hati kamu atau cowok yang nembak kamu. Itu hanya akan membuat mereka tambah semangat empat lima buat PDKT. Bangun benteng sekokoh-kokohnya.
Oh ya, jangan mudah ketipu rayuan mereka. Wiz tah, nggombal itu! Trus, jangan mudah kagum and simpati berlebihan sama cowok. Mereka juga manusia, punya kekurangan juga kok, cuma nggak kelihatan. Coba ntar kalau udah tahu aslinya, ya jadi biasa aja. Kenapa? Coz kagum dan simpati yang berlebihan itu biasanya jadi pupuk buat menumbuhkan benih-benih “pohon waru”. Kagum boleh, tapi biasa aja. Nggak perlu over.
Jangan tergoda dengan temen-temenmu yang penganut aliran pacaran. Kalau kamu diledekin coz masih jomblo, sabar aja. Nggak pa-pa. Dakwahi aja temen-temenmu itu kalau tindakan mereka itu nggak bener. Kalau perlu sampai mereka putus sama pacar mereka. Jadi yang harus mereka ikuti adalah “aliran”mu yang menghindari pacaran, bukan kamu yang malah terseret dalam arus pergaulan bebas mereka.
Trus, kalau naksir cowok itu wajar, meski pelampiasannya bukan dengan pacaran, lalu gimana hukumnya kalau cewek menyatakan perasaan duluan? Dalam konteks meminta untuk dinikahi (bukan buat dipacari), maka Islam membolehkannya. Jadi nggak usah malu minta dikhitbah kalau emang udah siap nikah. Wong Ummul Mukminin Khadijah aja nggak jatuh harga dirinya kok waktu meminta Kanjeng Nabi Muhammad SAW. untuk jadi suaminya. Malah beliau mendapatkan insan paling utama di muka bumi.
Ini bukan masalah emansipasi lho. Tapi, dalam Islam emang dibolehkan wanita meminta untuk dinikahi. Caranya bisa dengan minta tolong orang tua, atau melalui perantara temen deketnya cowok idamanmu itu. Hanya saja, jatuhnya khitbah tetap ada pada pihak kaum Adam. Maksudnya, kalau ada cowok yang nggak mau sama kamu, meski udah cinta setengah mati setengah hidup, ya nggak bisa dipaksakan buat nikah. Kalau kamunya ngebet tapi cowoknya nggak mau, mau nikah sama siapa?
Nah, dari penjelasan yang panjang di atas, kalau kamu udah dilanda VMJ, jangan marah kalau nggak bisa mengekspresikannya lewat pacaran. Kalau siap nikah, ya ayo! Tapi kalau belum siap, ya jomblo aja. Gimana? Jadi jomblo itu asyik lho! Bagi yang udah punya pacar, buktikan!!!