Rabu, Desember 17, 2008

25 Desember. Hari Natal Siapa?

Bulan Desember adalah bulan keramat bagi kaum Nasrani. Katanya sih…! Itu karena di bulan ini, ada hari raya mereka, yaitu hari Natal, alias hari kelahiran Yesus, alias Nabi Isa. Kita semua tahu kalo hari itu jatuh tempo (kayak utang aja..=P) pada tanggal 25 Desember. Gimana sih sejarahnya kok tanggal itu bisa jadi tanggal kelahirannya Yesus ato Nabi Isa? Buat yang belum tahu, silakan kaget ya! Ini diambil dari berbagai sumber. InsyaAllah shahih.

Asalnya Nggak Jelas
Nggak diketahui dengan jelas kapan ato kenapa kok 25 Desember jadi dihubungkan dengan kelahiran Nabi Isa. Injil Perjanjian Baru nggak nyebutin tanggal spesifik buat kelahiran Yesus. Lho, jadi udah selesai donk artikelnya? O…belum, nyantai Rek!
Sextus Julius Africanus (Siapa sih?), seorang penggembala dan sejarawan Nasrani yang hidup di abad III M, adalah orang yang didugamempopulerkan ide bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus. Ia menulisnya di kitab sejarahnya, Chronographiai, sebuah kitab 5 jilid tebal referensi orang Nasrani, yang ia tulis pada tahun 221 M.
Tanggal 25 Desember merupakan 9 bulan setelah hari Incanation yang jatuh pada tanggal 25 Maret. Inkarnasi sendiri merupakan keyakinan orang Nasrani bahwa, Yesus, yang merupakan salah satu unsur trinitas, memilih sebuah tubuh manusia dari alamnya sehingga menjelma menjadi manusia Tuhan. Tanggal 25 Maret sendiri mereka peringati sebagai hari datangnya Jibril kepada Maryam untuk mengabarkan akan dikandungnya bayi Isa. 25 Maret juga merupakan tanggal ekuinoks vernal. Ekuinoks adalah kejadian saat matahari melintas di garis khatulistiwa, dalam siklus tahunannya.
Perayaan Hari Natal belumlah muncul untuk beberapa waktu setelah Chronographiai diterbitkan. Tertullian (nah lho! Siapa lagi tuh?), seorang penulis pada masa awal Kristen, belum menyebutkan Hari Natal sebagai hari raya di bukunya, Church of Roman Africa. Pada 245 M, Origen dari Alexandria, seorang pendeta juga, mencela ide merayakan kelahiran Yesus. Ia berpendapat bahwa hanya orang-orang yang berdosa yang merayakan hari ulang tahun, orang-orang saleh tidak merayakan hari ulang tahun.
Referensi paling tua tentang perayaan hari kelahiran Yesus pada 25 Desember ditemukan di Chronography tahun 354 M, sebuah manuskrip bergambar yang disusun di Roma pada 354 M. naskah asli manuskrip ini sebenarnya nggak ketahuan juntrungnya. Yang tersisa hanyalah salinan -yang diduga juga merupakan salinan atas salinan atas salinan… Di juz XII kitab itu, tertulis “Delapan hari sebelum Januari [25 Desember], hari lahir Yesus di Betlhlehem, Judea.”
Hari Natal dipromosikan di wilayah Kristen Timur sebagai bagian bangkitnya kembali Kristen Katolik setelah kematian Valens, raja yang pro Arius –Arius adalah pendeta yang menolak trinitas, pada perang Adrianopel tahun 378 M. Hari raya ini dikenalkan di Konstantinopel pada 379 M, dan di Antiokia pada sekitar 380 M. Hari raya Natal sempat menghilang saat Gregorius dari Nazianzus pension dari keuskupan pada 381 M. kemudian hari ini diperkenalkan kembali oleh John Chrysostom pada sekitar 400 M.

Hari Raya Berhala
Tanggal hari Natal kemungkinan besar berhubungan dengan penyembahan terhadap matahari. Lho kok bisa? Jacob Bar-Salibi, seorang pendeta dari Gereja Ortodoks Suriah -hidup di abad XII M- yang produktif dalam menulis komentar/catatan kaki terhadap karya-karya pendeta sebelumnya, menulis, “Sudah jadi kebisaaan kaum pagan (penyembah berhala,red) untuk berhari raya pada 25 Desember sebagai hari lahir matahari, saat di mana mereka menyalakan lentera sebagai tanda festival tersebut. Pada perayaan dan keramaian inilah, orang-orang Kristen mengambil bagian. Maka, ketika para pendeta merasa orang-orang Kristen punya kecenderungan pada festival ini, mereka menasihati dan menetapkan bahwa kelahiran Yesus seharusnya diperingati dengan khidmat pada hari itu.”
Klopnya, hari raya berhala ini juga terdokumentasi pertama kali hanya di Chronography 354 M, sebagaimana hari Natal pertama kali juga terdokumentasi di kitab itu. Pada juz VI, tertulis “Pada 25 Desember, N.INVICTI.CM.XXX –Hari lahir yang tak terkalahkan, permainan-permainan diadakan, ada 30 perlombaan.” Ini merupakan referensi tertulis paling jadul dari bfestival berhala Sol Invictus.
Orang romawi merayakan festival pada 25 Desember yang disebut sebagai Dies Natalis Solis Invicti, ato hari lahir mataharii yang tak terkalahkan, untuk memperingati hari lahir Dewa Matahari. Penggunaan frasa Sol Invictus menyebabkan diizinkannya penyembahan terhadap beberapa dewa matahari dari beberapa kebudayaan berbeda pada masa itu. FYI, pada masa itu ada Elah-Gabal, dewa matahari orang Suriah(makna asalnya sih dewa gunung alias ilah jabal); Sol, dewa matahari Kaisar Aurelia (berkuasa 270-274 M); dan Mitra, dewa tentara orang Persia. Kaisar Elagabalus, kaisar Romawi dari Suriah (berkuasa 218-222 M), adalah yang mengenalkan festival ini. Perayaan ini mencapai puncak popularitasnya pada masa Kaisar Aurelia, yang menetapkannya sebagai hari libur panjang di seluruh kekaisaran.
Tanggal 25 Desember merupakan tanggal saat-saat terjadinya winter solstice,yaitu saat posisi matahari di langit terletak pada jarak sudut terjauh pada sisi lain dari bidang datar khatulistiwa pengamat. Ini adalah hari saat matahari memulai gerakannya ke arah utara di cakrawala. Orang Romawi mengatakan bahwa pada hari itu matahari membuktikan diri bahwa dia tak terkalahkan. Dies Natalis Solis Invicti merupakan perayaan hari lahirnya kembali matahari, sejak hari itu siang hari akan lebih lama dari malam hari.
Festival Sol Invictus diklaim punya tanggung jawab paling besar bagi ditetapkannya hari raya Natal, menurut Chatolic Encyclopedia. Beberapa penulis awal Kristen menghubungkan kelahiran kembali matahari dengan kelahiran Yesus. Cyprian, seorang pendeta dari Kartago (meninggal 258 M), menulis, “Oh, betapa ajaibnya aksi kekuatan ilahi, pada hari matahari lahir… Yesus seharusnya juga lahir.”
Gereja Berkelit
Pengaruh festival Sol Invictus terhadap hari raya Natal mulai dipertanyakan oleh kalangan gereja.
Joseph Ratzinger, Paus sekarang, Benedict XVI, berargumen bahwa 25 Desember ditentukan dengan mudah dengan menambahkan 9 bulan dari tanggal 25 Maret (hari Jibril mendatangi Maryam untuk mengabarkan dikandungnya Isa). Masalahnya, 25 Maret sebenarnya juga berbarengan sama ekuinoks vernal, alias mulainya musim semi, yang oleh penyembah berhala dianggap tanda hidup baru ato kelahiran baru. Dan orang Kristen menyulap hari kelahiran baru ini menjadi hari mulai dikandungnya Yesus oleh Maria. Nah lho!
Beberapa komentator Kristen, seperti William J. Tighe, menyebutkan bahwa hari lahir Yesus sudah ada sebelum festival Sol Invictus, seraya menyebutkan bahwa perayaan Natal 25 Desember palin jadul tercatat tahun 243 M. Ups, tapi ini pun keliru! Kan Kaisar Elagabalus saja mulai merayakan Sol Invictus sebelum kematiannya pada 222 M?

Yesus = Dewa Matahari
Kalo nggak ada hubungannya ama dewa matahari, gimana bisa muncul simbol-simbol matahari berbarangan sama figure Yesus?
Simbol matahari begitu popular lho pada masa penulis Kristen awal! Mereka menganggap Yesus sebagai matahari kebenaran. Salah satu contohnya adalah pada doa dan lagu di gereja, misalnya pada Troparion of the Nativity dari gereja ortodoks timur,
Kelahiranmu, Ya Yesus, Tuhan kami,
Bangkit di dunia sebagai cahaya ilmu’
Untuk menerangi mereka yang menyembah bintang-bintang,
yang diajari oleh sebuah bintang untuk menyembahmu,
wahai Matahari Kebenaran,
Dan untuk mengenalmu, wahai Matahari terbit yang paling tinggi.
Ya Tuhanku, kemuliaan bagimu.
Jelas-jelas gambar ato patung Kristen mengadopsi seni budaya penyembah berhala. Misalnya penggambaran Yesus dengan lingkaran cahaya, ato bahkan Yesus dengan mahkota Matahari.
Di New Chatolic Encyclopedia, 1967, pada entri Konstantin Agung, tertulis, “Di samping itu, Sol Invictus telah diadopsi oleh orang Kristen dengan makna kekristenan sebagaimana tergambar pada Yesus sebagai Apollo-Helios di sebuah mausoleum yang ditemukan di bawah gereja St. Peter di Vatikan.”
Memang, di ensiklopedia yang sama, ditulis juga, “…dari awal abad ketiga, istilah Matahari kebenaran muncul sebagai sebutan bagi Yesus.”
Oh-oh, ketahuan deh bahwa 25 Desember itu ternyata nyontek agama berhala. Aslinya sih hari lahir Nabi Isa nggak diketahui. Hanya Allah yang tahu. Inilah salah satu fakta kalo agama Nasrani ini bener-bener udah jadi produk rekayasa manusia.
Sekarang kita juga jadi tambah tahu betapa agama Nasrani udah bener-bener jadi agama campur baur dengan paganisme. Nggak heran jika banyak pendeta yang setelah belajar Kristen secara mendalam malah jadi masuk Islam.

Tidak ada komentar: