Rabu, Desember 17, 2008

HP Oh HP


Belasan tahun silam (udah kayak dongeng aja!=P), komunikasi nggak segampang sekarang. Nisa aja (mungkin teman-teman juga) udah nggak kenal yang namanya telegram –pesan singkat berupa teks yang dikirim via layanan pos- (tahunya cuma dari buku Bahasa Indonesia yang lagi mbahas komunikasi) yang (dulu) kecepatannya nggak tertandingi. Kabarnya, layanan telegram telah dikubur. Gimana nggak, sekarang tuh kirim pesan singkat udah gampang banget. HP menjamur di mana-mana. Harganya pun kian murah aja. Layanan operator seluler juga makin banting harga. SMS jadi andalan.
Hari gini, HP bukan barang langka lagi. Nggak cuma orang gedhe yang pengang HP, bahkan anak-anak SD pun sekarang udah punya. Fungsi HP sebenernya buat komunikasi. Tapi saat ini, fungsi HP udah meluas. Fitur-fitur dan fasilitas -fasilitas menarik banyak ditawarkan oleh produsen HP buat memikat konsumen. Sekarang, HP udah bisa buat dengerin siaran radio, musik, bisa berfungsi sebagai kamera, video, bahkan TV. Meski seabreg fitur dan fasilitas ditambahkan, tetep aja fungsi utamanyalah yang diinginkan pengguna. Walaupun bisa nangkap sejuta stasiun radio tapi kalo nggak bisa buat nelpon ato SMS-an, namanya bukan HP, tapi radio doank!
HP emang cuma sebuah alat, mubah-mubah aja. Dia bisa jadi barang hebat yang mengundang banyak kebaikan, tentu aja kalo digunakan di jalan yang benar. Tapi di saat yang lain, HP juga bisa jadi pengundang setan. Kok bisa? Ya bisa lah! Kalo HP digunakan buat nyambung silaturahmi, jarkom kajian rutin ato agenda kuliah, ato untuk saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, pasti bermanfaat. Tapi kalo buat maksiat, misalnya aja buat kencan ato sms yang amat sangat nggak penting banget sama lawan jenis yang bukan mahram, ya jadi ngundang setan.
Sebenarnya boleh-boleh aja cowok-cewek komunikasi via HP. Tapi yang perlu diingat dan dipatuhi adalah rambu-rambunya. Diantaranya adalah disyaratkan nggak timbul fitnah akibat SMS ato telpon, harus digunakan dalam hal yang perlu dan ma’ruf (kebaikan) aja, dan nggak bersifat tabdzir (boros).

Gimana ceritanya SMS-an ato telepon bisa bikin fitnah?
Tahu nggak? Kata-kata punya daya dobrak yang sedemikian hebat. Hanya dengan kata-kata, kita bisa bikin seseorang sueneng, tapi bisa juga bikin orang lain nangis.Perkataan seseorang bisa buat suasana jadi sejuk menyenangkan, namun bisa juga buat suasana jadi panas menegangkan. Kata-kata ini bisa terlontar langsung dari mulut secara live, bisa juga dalam wujud tulisan. Dan pengaruh dari dua wujud kata-kata ini hampir sama. Bahkan kadang-kadang pengaruh tulisan lebih dahsyat daripada ucapan lisan. Ia pun bisa membangkitkan rasa cinta dan benci. Pernah lihat orang nangis gara-gara baca novel? Ato mungkin pernah menemukan fenomena orang ketawa-ketiwi pas baca SMS? Ya itulah bukti konkretnya.
Efek tulisan bisa sangat luar biasa. Orang-orang beriman bisa menangis tersedu saat membaca ayat Al Quran yang berkisah tentang siksa dan kondisi api neraka. Mereka pun bisa menangis rindu karena berita gembira tentang surga dan pertemuan dengan Rabbnya. Allah menyebutkan tentang mereka dalam surat Maryam ayat 58,

“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.”

Saat firman Allah yang tertulis dalam mushaf dibacakan, mereka pun bersujud dan menangis.
Jadi, rasa cinta juga bisa muncul coz saling berkirim kata, baik via surat pos, SMS, ato email. Kalo iptek makin canggih, setan juga nggak kalah canggih. Akibatnya, khalwat lokal bisa jadi khalwat jarak jauh, khalwat darat bisa dimodifikasi jadi khalwat elektronik.
Nggak bisa dipungkiri kalo kecenderungan remaja untuk berhubungan sama lawan jenis peluangnya besar. Dan HP tentu aja jadi salah satu media buat begituan. Akibatnya, seseorang bisa ketagihan buat kring-kring sering-sering dan SMS-an terus. Nah, SMS-an ato telpon-telponan itu kan butuh pulsa, beli pulsa tentu aja butuh biaya. Dari mana biaya itu? Kalo masih disuplai ortu, ya ortu kita lah yang tekor ngebayarin aktivitas ini. Kalo pun biaya pribadi, coba deh dipikir lagi. Tujuan telpon ato SMS-an itu apa? Pentingkah? Ato cuma sekedar guyon yang dipenting-pentingkan? Nggak sayang uang buat beli pulsa? Kalo dikalkulasi, sebulan keluar uang berapa buat “menghidupi” HP? Sudah seimbangkah dengan sedekah yang kita keluarkan untuk tangan-tangan yang terulur di perempatan? Kalo pulsa abis, sanggup refill berapa? Kalo ada kotak infak keliling, sanggup ngasih berapa?
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al Isra' : 27)
Semua orang nyadar, dengan berjalannya zaman, tentunya perkembangan teknologi semakin maju. Ini adalah salah satu di antara sekian banyak karunia Allah. Keberadaan HP tidak jauh beda sama pisau. Pisau yang tajam jika digunakan untuk nyembelih binatang, maka hal ini berpahala karena ada anjuran untuk nyembelih binatang dengan pisau yang tajam. Tapi jika pisau itu digunakan buat bunuh orang, malah jadi muncul mudharat. Sama dengan HP. Kalo digunakan buat kebaikan, akan berbuah kebaikan. Kalo dipake buat kejelekan, akan berbuah kejelekan. Tergantung usernya. Pinter-pinter deh!

Tidak ada komentar: